Kamis, 22 Agustus 2013

Panjat Pinang di Monas

JAKARTA,       KOMPAS.com — Untuk memperingati HUT ke-68 Kemerdekaan RI, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta akan menggelar serangkaian acara, di pelataran Monumen Nasional (Monas), mulai Sabtu (17/8/2013) hingga Minggu (18/8/2013).
Rangkaian acara akan dibuka dengan upacara bendera di Lapangan Monas, pada Sabtu (17/8/2013), pukul 07.00 WIB. 
"Minggu, 18 Agustus 2013, baru kita adakan acara-acara yang seru bagi masyarakat umum," ujar Kepala Disbudpar DKI Jakarta Arie Budiman, Jumat (16/8/2013).
Secara umum, acara pada hari Minggu akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu gelar seni dan pawai budaya. Acara akan dimulai pada pukul 14.00 WIB.
Pawai budaya akan melintasi Monas sisi timur laut (Pintu Pertamina) masuk ke Istana Negara, keluar, menyusuri Medan Merdeka Barat lewat Gedung Sapta Pesona, menyusuri Jalan Medan Merdeka Selatan, menyusuri Balaikota dan masuk ke area Monas melalui Pintu Tenggara (Pintu Gambir).

"Jumlah peserta karnaval DKI 140 orang, kalau karnaval semua provinsi lebih dari 3.000 orang pendukung," terang Arie.
Untuk gelar seni yang bertajuk "Saujana Jakarta, Sejauh Mata Memandang...", acara berkonsep pesta rakyat ini akan menampilkan tarian yang diikuti oleh 140 orang. Ondel-ondel dan kesenian khas Betawi akan ditampilkan pada acara ini.
"Ada juga lomba-lomba, yaitu panjat pinang, balap karung, tarik tambang, makan kerupuk, semangka koin, dan permainan anak-anak. Selain perlombaan, ada pula 60 stan pameran dan bazar dari 33 provinsi, UMKM, dan komunitas," terang Budi.
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, para menteri, Gubernur DKI Joko Widodo dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama rencananya akan menyaksikan acara tersebut.

Analisa:
            Pada hari Minggu, 18 Agustus 2013, 1 hari setelah peringatan kemerdekaan Indonesia, Pemerintah DKI Jakarta mengadakan lomba panjat pinang di Monas, Jakarta. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta akan menggelar serangkaian acara, di pelataran Monumen Nasional (Monas), mulai Sabtu (17/8/2013) hingga Minggu (18/8/2013). Acara ini dimulai dengan upacara pada tanggal 17 Agustus 2013, pukul 07.00 WIB. "Minggu, 18 Agustus 2013, baru kita adakan acara-acara yang seru bagi masyarakat umum," ujar Kepala Disbudpar DKI Jakarta Arie Budiman, Jumat (16/8/2013).
          Acara hari Minggu dibagi menjadi dua bagian, yaitu gelar seni dan pawai budaya. Acara  dimulai pada pukul 14.00 WIB. Pawai budaya akan melintasi Monas sisi timur laut (Pintu Pertamina) masuk ke Istana Negara, keluar, menyusuri Medan Merdeka Barat lewat Gedung Sapta Pesona, menyusuri Jalan Medan Merdeka Selatan, menyusuri Balaikota dan masuk ke area Monas melalui Pintu Tenggara (Pintu Gambir). "Jumlah peserta karnaval DKI 140 orang, kalau karnaval semua provinsi lebih dari 3.000 orang pendukung," terang Arie. Berarti untuk menyatukan warga Indonesia untuk pembangunanpun kita bisa karena semua bisa terjadi jika terjadi rasa persatuan yang tinggi.
            Untuk gelar seni yang bertajuk "Saujana Jakarta, Sejauh Mata Memandang...", acara berkonsep pesta rakyat ini akan menampilkan tarian yang diikuti oleh 140 orang. Ondel-ondel dan kesenian khas Betawi akan ditampilkan pada acara ini. Ide ini baik karena dapat melestarikan budaya Indonesia yang kurang dilestarikan. "Ada juga lomba-lomba, yaitu panjat pinang, balap karung, tarik tambang, makan kerupuk, semangka koin, dan permainan anak-anak. Selain perlombaan, ada pula 60 stan pameran dan bazar dari 33 provinsi, UMKM, dan komunitas," terang Budi. Pameran-pameran ini juga dapat membantu perekonomian pemerintah yang kurang baik ini. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, para menteri, Gubernur DKI Joko Widodo dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama menyaksikan acara tersebut.
            Menurut penulis, acara ini merupakan acara yang baik dan mendukung adanya persatuan Indonesia yang hancur. Rasa cinta tanah air terhadap Indonesia menurun. Bahkan ada orang asing yang lebih cinta tanah air. Kita harus menanamkan rasa cinta tanah air itu dari dalam diri kita sejak dini, bukan hanya tampang saja. Tampang boleh bagus, tapi belum tentu kenyataannya. Kita boleh bicara “Saya cinta tanah air Indonesia.” Dalam melaksanakannya kita korupsi, bertindak anarkis, kriminal, dll. Kita dapat membangun negara ini dengan baik jika kita cinta tanah air. Tidak ada yang tidak mungkin. Jadi majulah Indonesiaku!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar