Kamis, 05 September 2013

6 Ruas Jalan Tol Setelah MRT

Joko Widodo mengatakan akan membangun enam ruas jalan tol setelah proyek mass rapid transit atau MRT rampung. Menurut penulis, hal ini sangat baik karena dengan terbatasnya minyak bumi untuk bahan bakar maka dibuatlah alternatif MRT yang membuat alatv transportasi umum yang cepat, praktis, dan harga relatif terjangkau. Tapi tidak sesuai harapan karena Jokowi menetapkan di Balaikota, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2013) untuk menyelesaikan proyek 6 ruas jalan tol dulu baru membuat MRT. Pemerintah DKI Jakarta masih bingung apakah pembangunan akan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kementerian Pekerjaan Umum, atau dibagi-bagi.
            Jokowi mengatakan semuanya masih dikalkulasi dan belum ditetapkan bisa atau tidaknya pembangunan MRT, tapi pastinya bisa dilaksanakan. Dibagi menjadi empat tahap dan direncanakan selesai pada tahun 2022. Tahap pertama, ruas Semanan-Sunter sepanjang 20,23 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan Koridor Sunter-Pulo Gebang sepanjang 9,44 kilometer senilai Rp 7,37 triliun.

Tahap kedua, Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,60 kilometer senilai Rp 6,95 triliun.

            Tahap ketiga, koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,70 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun. Serta terakhir yaitu, Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,15 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun.
Total panjang ruas enam tol dalam kota adalah sepanjang 69,77 kilometer. Menurut penulis, pembangunan 6 ruas jalan tol ini harus diselesaikan dengan cepat agar bisa menjalankan proyek MRT dengan segera. Jika sudah selesai, keenam ruas tol itu akan menjadi satu dengan tol lingkar luar milik PT Jakarta Tollroad Development, tapi tarifnya akan terpisah dengan tol lingkar luar.

Menurut penulis, hal ini bukanlah hal yang mudah karena masa jabatan Jokowi hanya 5 tahun dan akan menjadi 10 tahun jika beliau terpilih lagi. Sedangkan untukk membangun MRT pada tahun 2022 masa jabatan beliau tidak akan cukup dalam menjalani hal itu. Hal itu bisa terjadi jika pemimpin selanjutnya bisa menjalankan proyek dengan baik. Jika tidak maka hancurlah impian Jakarta memiliki MRT. Belum lagi korupsi yang dilakukan pejabat. Jika korupsi terjadi maka terhambat lagi pembangunan di Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar