Kamis, 05 September 2013

BBM Naik

Kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ditujukan untuk menekan angka impor minyak dan gas (migas) justru masih jauh dari bayangan pemerintah. Buktinya kinerja impor migas pada periode Juni 2013 tercatat masih tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan hasil perhitungan impor migas yang tercatat sebesar US$ 3,53 miliar atau naik 2,72% pada Juni ini dibanding Mei 2013 sebesar US$ 3,43 miliar. Menurut penulis, hal ini membuat anggaran negara (APBN) semakin tinggi dan membebani pemerintah. Kita harus bekerjasama dengan pemerintah dengan cara membayar pajak tepat waktu, tidak korupsi, dan yang paling penting adalah tidak protes jika BBM naik. Kenapa tidak boleh protes? Karena sebenarnya BBM dengan harga solar dan premium Rp 4500,00 itu sangatlah murah dibandingkan negara lain. Rata-rata harga BBM di negara lain ± Rp 8.000,00-Rp 10.000,00. Menurut penulis, kalau BBM naik merupakan hal yang wajar.
            Sedangkan sepanjang semester I 2013, kenaikan impor migas sebesar 3,11% menjadi US$ 22,11 miliar dari sebelumnya US$ 21,44 miliar di paruh waktu 2012. Impor minyak mentah pada periode enam bulan pertama ini mencapai US$ 6,89 miliar atau naik 24,75% dari tahun lalu sebesar US$ 5,53 miliar. Sementara minyak mentah juga terkerek naik 9,71% dari US$ 1,02 miliar menjadi US$ 1,12 miliar di Juni ini. Impor yang terlalu banyak menyebabkan beban negara semakin berat dan menyebabkan masyarakat tidak dapat pelayanan yang layak karena dana yang kurang. "Konsumsi masyarakat terhadap BBM masih tinggi. Jadi meski harga BBM naik belum bisa menurunkan konsumsi tersebut," ujar Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Suryamin menilai, peningkatan konsumsi BBM setiap tahun tidak diimbangi dengan kenaikan produksi minyak di Indonesia mengingat banyak sumur eksplorasi minyak yang sudah tua. "Pemerintah juga belum bisa menemukan sumur-sumur baru untuk menggenjot produksi minyak dalam negeri," imbuhnya. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo menuturkan, pemerintah tak bisa menahan kebutuhan masyarakat terhadap BBM. Pasalnya, setiap bulan, penjualan kendaraan terus meningkat. Hal inilah yang harus diingat oleh masyarakat. Kita tidak boleh egois sebagai masyarakat, kita harus peduli dengan negara. Kalau kita bisa seperti itu, maka dana pemerintah untuk kembali ke masyarakat lagi semakin banyak dan layak.

Mari kita sebagai warga yang peduli bangsa membantu bangsa. Contohnya dengan naik kendaraan umum, menaikkan pajak impor kendaraan, dll. Kita sebagai warga negara harus mengirit BBM mulai sekarang dengan cara kalau jalan dekat jalan kaki saja. Hari bebas kendaraan bermotor juga harus diterapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar