Pemerintah akan menurunkan anggaran belanja
subsidi energi terutama bahan bakar minyak (BBM) di tahun depan. Menurut penulis,
tindakan ini sangat bagus karena dana intuk impor itu digunakan untuk bagian
infrastruktur yang lainnya. SBY mengatakan, anggaran belanja subsidi tahun depan direncanakan sebesar Rp
336,2 triliun, yang berarti turun sekitar 3,4 persen dari anggaran belanja
subsidi dalam APBNP tahun 2013. Pada hari Jumat, 16 Agustus 2013 di Gedung DPR MPR Jakarta SBY mengatakan bahwa
dana 3,4 % tadi digunakan untuk subsidi energi dan non-energi seperti subsidi pangan, pupuk, dan benih. Presiden belum memerinci anggaran subsidi
energi khususnya subsidi BBM di tahun depan. anggaran belanja non-kementerian dan lembaga dalam RAPBN tahun 2014 yang
direncanakan sebesar Rp 636,4 triliun, dialokasikan antara lain untuk belanja
subsidi dan pembayaran bunga utang.
Hal ini dilakukan presiden karena
semakin sedikitnya minyak bumi yang harus diirit. alokasi belanja negara juga disesuaikan dengan
rencana investasi BUMN-BUMN terkait. Untuk kebutuhan tenaga listrik dan meningkatnya rasio
elektrifikasi akan dibangun tambahan pembangkit listrik dan sarana
pendukungnya. "Kita sadar bahwa penggunaan energi alternatif harus didorong.
Untuk itu dalam hal ini konversi penggunaan gas akan dibangun perluasan
jaringan gas dan sambungan rumah yang teraliri gas bumi melalui pipa serta
pembangunan kilang mini-plant LPG," tambahnya. Menurut penulis, hal
ini dapat membuat orang sadar bahwa kebutuhan bumi akan minyak mentah masih
banyak dan masih sangat panjang. Kita disarankan agar mengirit minyak bumi
sebaik mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar