Basuki Tjahaja Purnama adalah sosok orang yang hebat. Beliau tidak
pernah membedakan suku, ras, maupun agama. Beliau adalah orang yang meskipun
mendapat tekanan, ia tetap dapat bertahan dan tidak dendam dengan orang yang
menekannya. Menurut penulis, hal ini sangat baik diterapkan pada masyarakat
Indonesia yang sering kali memiliki sifat membedakan suku, ras, dan agama. Ahok
ingin membantu orang miskin, tetapi iapun tidak jadi miskin. Caranya adalah
menjadi pejabat. Beliau pernah mencalonkan diri menjadi DPRD Belitung Timur.
Pada tahun 2005 beliau bupati di Belitung Timur. Ahok memberi asuransi
kesehatan dan pendidikan gratis pada warga Belitung Timur. Pada tahun 2007
beliau mencalonkan diri menjadi gubernur Bangka Belitung, tetapi gagal. Tahun
2009 mencalonkan diri menjadi DPR RI Bangka Belitung. Beliau tidak mengutamakan
uang, tidak mementingkan kepentingan pribadi, tetapi kepentingan masyarakat. Beliau
ditipu oleh tim suksesnya. Ia berani memimpin pulau yang mayoritasnya Muslim
dan etnis Tionghoanya sedikit. Calon etnis Tionghoa bukan hanya Ahok, tetapi
ada Rudyanto Tjen dari PDIP dan Priscillia Suntoso dari Partai Demokrat.
Ia diminta oleh ketua Partai Golkar untuk membayar uang sebesar 25 juta
Rupiah, tetapi ia menolak dengan alasan anehnya uang itu ditransfer ke rekening
ketua itu bukan rekening Partai Golkar. Ahok memiliki jurus-jurus yang dapat
membuatnya menjadi pejabat. Jurusnya antara lain, jurus 1 yaitu keliling, jurus
2 yaitu ngobrol sambil promosi, jurus 3 yaitu jangan takut SARA yang katanya
percuma KTP Islam kalau kelakuan Komunis, jurus 4 yaitu ASAD (Anda SMS Ahok
Datang), jurus 5 yaitu foto-foto, jurus 6 yaitu relawan yang rajin dan setia.
Menurut Ciku, pedagang makanan, Ahok berpotensi menjadi pemimpin. Jurus 7 yaitu
nekat, Ahok orang yang nekat dalam melakukan kebaikannya. Ahok melakukan
kampanye ke Pulau Pongok naik speed boat baru. Tiba-tiba ada telepon yang
menyuruh speed botany kembali. Ahok tidak segan-segan memberi nomor telepon
pribadinya untuk menampung aspirasi rakyat.
Ia tidak takut bersaing dengan calon-calon lain. Jadi untuk menjadi
pemimpin yang baik harus rela mengesampingkan kepentingan pribadi. Pemimpin
harus rela melayani orang dengan turun tangan langsung ke rakyat. Rakyat lebih
suka pemimpin yang tidak sombong. Rakyat ingin diperhatikan, ada orang yang
peduli dengan nasib mereka, bukan ingin
uang dari para pejabat. Tindakan orang yang memiliki karakter ini dipuji orang
dan tidak dicela. Semua orang butuh perhatian bukan hanya uang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar